Ibu... Oh Ibu...
ketika hidayah itu datang kuberharap kau akan mendukungku..
tapi... kau malah melarangku..
oh ibu..
izinkanlah aku menaati Rabbku
dan Rabbmu..
yang menciptakanku..
dan menciptakanmu..
sebenernya waktu dulu bisa bikin puisi sekarang sedikit-sedikit.. kali ini kisah seorang akhwat yang ingin berjilbab..
waktu dulu sih bapa bilang eneng tutup auratnya tapi masih belum ngerti.. ya berproses.. awalnya yang pakai kerudung cuman ke sekolah saja... dulu sih belum sebuming sekarang pakai kerudung, aku tinggal di sebuah perumahan dan saat itu masih minim orang yang menggunakan kerudung, dan saya termasuk didalamnya, hari-hari awal rambut panjang, trus dipotong jadi cepak kayak cowo, tapi pernah suatu kejadian lagi baris, anak smp lah barisnya main dorong-dorongan serong kanan serong kiri main serong wa a a asyik.. karna rambut saya cepak kayak cowo, didorong juga sampai jatuh dan terluka.. aw.. sakitnya karna pakai rok selutut sih dulu jadi berdarah dilutut. disitulah hening.. dan mereka baru menyadari kalau aku perempuan hiks hiks... aku juga baru sadar sih kalau aku ga bisa kayak laki-laki yang strong badan ini lemah juga ternyata. ya terus minta ke mamah pengen pakai jilbab biar ga di sangka laki-laki lagi cuman baru di sekolah pakai kerudungnya, dan respon temen-temen saat itu positive, alhamdulillah banyak yang bilang cantik yang awalnya pada bilang ganteng hehe.. aslinya ini bukan muji sendiri loh tapi ga GR juga Alhamdulillah itu berkat Allah. setelah itu nunggu kelulusan kesel di rumah, akhirnya menemukan buku yang islami, mulailah tertarik pada islam, sampai halaman tentang aurat.
Allah SWT berfirman
“Hai
Nabi, katakanlah kepada istri-istrimu, anak-anak perempuanmu, dan
istri-istri orang-orang mukmin: ‘Hendaklah mereka mengulurkan jilbabnya
ke seluruh tubuh mereka.’ Yang demikian itu supaya mereka lebih mudah
untuk dikenal dan oleh karenanya mereka tidak diganggu. Dan Allah Maha
Pengampun lagi Maha Penyayang.” (Qs. Al-Ahzab: 59).
Rasulullah bersabda: “wahai Ali pada malam mi’raj ketika aku pergi ke
langit ,aku melihat wanita wanita umatku dalam azab dan siksa yang
sangat pedih sehingga aku tidak mengenali mereka. Oleh karena itu, sejak
aku melihat pedihnya azab dan siksa mereka, aku menangis. Kemudian
beliau bersabda:
Aku melihat wanita yang digantung dengan rambutnya dan otak kepalanya
mendidih. Rasulullah saw bersabda: “Wanita yang digantung dengan
rambutnya dan otak kepalanya mendidih adalah wanita yang tidak mau
menutupi rambutnya dari pandangan laki-laki yang bukan mahram.
Astagfirullahal'adzim... dari cerita diatas hatiku mantap untuk menutup aurat
mulailah pakai baju panjang, rok panjang..
sorenya dengan kerendahan hati bertemu ibu, ibu berkata "ngapain pakai jilbab, nanti lepas pakai, da kamu juga bukan anak pesantrenan,bukan anak ustadzah gak usah pakai kerudung ngikut-ngikutin orang ntar lepas pakai diomongin orang, ntar kalau misal kerumah disuruh kewarung susah, dan banyak lagi sebenernya kesal tapi didebat kalah juga, setelahnya dilepas lagi fitrahnya ingin mengabdi pada Allah sepenuhnya. tapi saat itu kekuatannya belum ada karna tak ada dukungan, ya yang dulu dipikir adalah anak shaleh itu nurut ke orang tua. iya sih tapi, ketika perintah Allah dan perintah orang tua dahulukan yang mana?
Ketika orang tua menyuruh untuk melakukan maksiat kepada perintah Allah maka tidak diperbolehkan menurutinya. namun tetap berbuat baik kepadanya.
" Dan Kami perintahkan kepada manusia (agar berbuat baik) kepada kedua orang tuanya. Ibunya yang telah mengandungnya dalam keadaan lemah yang bertambah-tambah, dan menyapihnya dalam usia dua tahun. Bersyukurlah kepada-Ku dan kepada kedua orang tuamu. Hanya kepada Aku tempat kembalimu. Dan jika keduanya memaksamu untuk mepersekutukan Aku dengan sesuatu yang engkau tidak mempunyai ilmu tentang itu, maka jangan engkau menaati keduanya di dunia dengan baik, dan ikutilah jalan kembali kepada-Ku tempat kembalimu, maka akan Aku beritahukan kepadamu apa yang telah kamu kerjakan." (QS. Luqman : 14-15)
waktu itu
belum nemu ayat itu jadi ya kembali lagi ke keadaan seperti semula, setiap kali aku melihat keluarga islami ibu dan anaknya menggunnakan jilbab aku menangis, dan 2tahun kemudian akhirnya mencoba lagi, dan dicoba bismillah akhirnya ibu mengizinkan, ya Alhamdulillah, dengan pakaian seadanya seperti pakaian lengan pendek ditutup jaket, bawahan juga masih celan jeans dan kebanyakannya kalau ga jeans celana boxer pendek, hem... sedih ada syukur ada kenapa? sedihnya koq astagfirullah separah ini diriku? syukurnya Alhamdulillah Allah masih memberikan kesempatan untuk kembali pada jalan keta'atan pada-Nya.
ya.. walaupun demikian seadanya dulu berharap Allah SWT mengerti, in syaa Allah ketika mau berhijrah ada jalan-Nya. lalu minta ke ibu buat di beliin baju syar'i ya saat itu belum tren seperti sekarang jilbab (gamis) di kasinya ya potongan tapi bahagianya sambil bersyukur dan mengucap terimakasih dan ibupun karna melihatku bahagia maka iapun bahagia, dan saat itu baru punya 2 stel baju+rok+kerudung, nah.. lama-lama sih liat deal hijrah dan mulai temen-temen yang udah pakai pakain syar'i pada ngasih, plus juga badanku kecil jadi kalau ada yang bajunya kekecilan aku bisa pake.. sambil nyicil juga beli dan alhamdulillah udah banyak bajunya syar'i nya dan gatau pada kemana baju lengan pendek,celana boxer, sama jeansnya.
cuman pernah kejadian suatu hari sebelum boxer dan baju lengan pendek menghilang kan di pakai di rumah dan waktu itu disuruh ke warung cepet-cepet lagi masak ibu (urgentlah menurut ibu) nah sedangkan diriku masih dalam keadaan pakai lengan pendek dan celana pendek dibawah lutut, lagi sibuk nyari rok, jaket sama kerudung. ibu marah-marah "ihhh ribet banget udah ke warung aja da yang jaga nya juga ibu-ibu." dan keluar pas keluar ke warung ada laki-laki ngeliatin dan nyatain suka owww.... jleb.. setelah selesai belinya langsung pulang ke kamar dan nangis karna merasa berdosa ke Allah SWT, adik-adik ngeliatin disuruh makan pun jadi tak berselera, karna disuruhi ibu akhirnya keluar dari kamar adik malah ngejek, gitu aja nangis, ya aku bilang emang Allah Ridha aurat terlihat oleh orang yang bukan mahram? kalau diliat ibu kayak yang sedih ngeliat aku sedih karna ingin ta'at pada aturan Allah, semenjak kejadian itu ibu tak pernah menyuruhku keluar rumah kalau tak pakai kerudung, sampai sekarang masih sedih tapi hikmahnya ibu jadi mulai ikut pakai jilbab sekarang tutup aurat Alhamdulillah...
tapi ada yang lebih parah dariku dan sampai saat ini ia belum berhijab, yang satu ini ibunya haji profesi designer yang aku pikirkan akan lebih mudah ternyata tidak. kaget ketika main kerumahnya ngobrol sama ibunya katannya "dxxx juga mau nya mah pakai hijab cuman kata ibu teh jangan nanti susah cari kerja, kan neng sebelum ke akhirat kita didunia dulu, trus juga masalah nikah ibu mah ga setuju asal cinta aja harus yang punya masa depan." kaget dan sedih dan efeknya karna tidak diizinkan memakai jilbab ia jadi model pakaiannya pun tidak menutup aurat, ketika ada yang ngedakwahin dia malah emotional tingka menara dengan kata-kata yang kasar. lalu aku bagaimana? rasanya ingin berbicara dengannya tapi Allah belum menghendaki, mudah-mudahan suatu saat dapat berjumpa dengannya dan dia ada keinginan pakai jilbab lagi.
nah setelah itu aku ceritakan pada ibuku kata ibuku itulah malah ngajarin anak salah. Alhamdulillah saat ini mamah udah mulai ngerti dan mau ta'at sama perintah Allah walaupun ada yang belum karna belum tau atau proses.
bu.. aku tidak memilih untuk dilahirkan darimu..
tapi Allah yang pilihkan ibu untukku..
untuk menyangiku
untuk merawatku
untuk melindungiku
untuk mengajariku
karna engkaulah madrasah pertama bagiku.
aku bersyukur karna telah dilahirkan olehmu
ibu yang kuat, tabah, penyabar, dan penyayang.
terima kasih atas pemberianmu tulus.
aku tidak bisa membalasnya, tapi Allah bisa.
Allah memuliakanmu dengan surga dibawah telapak kakimu
وَقُلْ
لِلْمُؤْمِنَاتِ يَغْضُضْنَ مِنْ أَبْصَارِهِنَّ وَيَحْفَظْنَ
فُرُوجَهُنَّ وَلَا يُبْدِينَ زِينَتَهُنَّ إِلَّا مَا ظَهَرَ مِنْهَا ۖ
وَلْيَضْرِبْنَ بِخُمُرِهِنَّ عَلَىٰ جُيُوبِهِنَّ ۖ وَلَا يُبْدِينَ
زِينَتَهُنَّ إِلَّا لِبُعُولَتِهِنَّ أَوْ آبَائِهِنَّ أَوْ آبَاءِ
بُعُولَتِهِنَّ أَوْ أَبْنَائِهِنَّ أَوْ أَبْنَاءِ بُعُولَتِهِنَّ أَوْ
إِخْوَانِهِنَّ أَوْ بَنِي إِخْوَانِهِنَّ أَوْ بَنِي أَخَوَاتِهِنَّ أَوْ
نِسَائِهِنَّ أَوْ مَا مَلَكَتْ أَيْمَانُهُنَّ أَوِ التَّابِعِينَ غَيْرِ
أُولِي الْإِرْبَةِ مِنَ الرِّجَالِ أَوِ الطِّفْلِ الَّذِينَ لَمْ
يَظْهَرُوا عَلَىٰ عَوْرَاتِ النِّسَاءِ ۖ وَلَا يَضْرِبْنَ
بِأَرْجُلِهِنَّ لِيُعْلَمَ مَا يُخْفِينَ مِنْ زِينَتِهِنَّ ۚ وَتُوبُوا
إِلَى اللَّهِ جَمِيعًا أَيُّهَ الْمُؤْمِنُونَ لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُونَ
Sumber:
https://almanhaj.or.id/4114-kewajiban-menutup-aurat-dan-batasannya.html
وَقُلْ
لِلْمُؤْمِنَاتِ يَغْضُضْنَ مِنْ أَبْصَارِهِنَّ وَيَحْفَظْنَ
فُرُوجَهُنَّ وَلَا يُبْدِينَ زِينَتَهُنَّ إِلَّا مَا ظَهَرَ مِنْهَا ۖ
وَلْيَضْرِبْنَ بِخُمُرِهِنَّ عَلَىٰ جُيُوبِهِنَّ ۖ وَلَا يُبْدِينَ
زِينَتَهُنَّ إِلَّا لِبُعُولَتِهِنَّ أَوْ آبَائِهِنَّ أَوْ آبَاءِ
بُعُولَتِهِنَّ أَوْ أَبْنَائِهِنَّ أَوْ أَبْنَاءِ بُعُولَتِهِنَّ أَوْ
إِخْوَانِهِنَّ أَوْ بَنِي إِخْوَانِهِنَّ أَوْ بَنِي أَخَوَاتِهِنَّ أَوْ
نِسَائِهِنَّ أَوْ مَا مَلَكَتْ أَيْمَانُهُنَّ أَوِ التَّابِعِينَ غَيْرِ
أُولِي الْإِرْبَةِ مِنَ الرِّجَالِ أَوِ الطِّفْلِ الَّذِينَ لَمْ
يَظْهَرُوا عَلَىٰ عَوْرَاتِ النِّسَاءِ ۖ وَلَا يَضْرِبْنَ
بِأَرْجُلِهِنَّ لِيُعْلَمَ مَا يُخْفِينَ مِنْ زِينَتِهِنَّ ۚ وَتُوبُوا
إِلَى اللَّهِ جَمِيعًا أَيُّهَ الْمُؤْمِنُونَ لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُونَ
Sumber:
https://almanhaj.or.id/4114-kewajiban-menutup-aurat-dan-batasannya.html
وَقُلْ
لِلْمُؤْمِنَاتِ يَغْضُضْنَ مِنْ أَبْصَارِهِنَّ وَيَحْفَظْنَ
فُرُوجَهُنَّ وَلَا يُبْدِينَ زِينَتَهُنَّ إِلَّا مَا ظَهَرَ مِنْهَا ۖ
وَلْيَضْرِبْنَ بِخُمُرِهِنَّ عَلَىٰ جُيُوبِهِنَّ ۖ وَلَا يُبْدِينَ
زِينَتَهُنَّ إِلَّا لِبُعُولَتِهِنَّ أَوْ آبَائِهِنَّ أَوْ آبَاءِ
بُعُولَتِهِنَّ أَوْ أَبْنَائِهِنَّ أَوْ أَبْنَاءِ بُعُولَتِهِنَّ أَوْ
إِخْوَانِهِنَّ أَوْ بَنِي إِخْوَانِهِنَّ أَوْ بَنِي أَخَوَاتِهِنَّ أَوْ
نِسَائِهِنَّ أَوْ مَا مَلَكَتْ أَيْمَانُهُنَّ أَوِ التَّابِعِينَ غَيْرِ
أُولِي الْإِرْبَةِ مِنَ الرِّجَالِ أَوِ الطِّفْلِ الَّذِينَ لَمْ
يَظْهَرُوا عَلَىٰ عَوْرَاتِ النِّسَاءِ ۖ وَلَا يَضْرِبْنَ
بِأَرْجُلِهِنَّ لِيُعْلَمَ مَا يُخْفِينَ مِنْ زِينَتِهِنَّ ۚ وَتُوبُوا
إِلَى اللَّهِ جَمِيعًا أَيُّهَ الْمُؤْمِنُونَ لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُونَ
Sumber:
https://almanhaj.or.id/4114-kewajiban-menutup-aurat-dan-batasannya.html
وَقُلْ
لِلْمُؤْمِنَاتِ يَغْضُضْنَ مِنْ أَبْصَارِهِنَّ وَيَحْفَظْنَ
فُرُوجَهُنَّ وَلَا يُبْدِينَ زِينَتَهُنَّ إِلَّا مَا ظَهَرَ مِنْهَا ۖ
وَلْيَضْرِبْنَ بِخُمُرِهِنَّ عَلَىٰ جُيُوبِهِنَّ ۖ وَلَا يُبْدِينَ
زِينَتَهُنَّ إِلَّا لِبُعُولَتِهِنَّ أَوْ آبَائِهِنَّ أَوْ آبَاءِ
بُعُولَتِهِنَّ أَوْ أَبْنَائِهِنَّ أَوْ أَبْنَاءِ بُعُولَتِهِنَّ أَوْ
إِخْوَانِهِنَّ أَوْ بَنِي إِخْوَانِهِنَّ أَوْ بَنِي أَخَوَاتِهِنَّ أَوْ
نِسَائِهِنَّ أَوْ مَا مَلَكَتْ أَيْمَانُهُنَّ أَوِ التَّابِعِينَ غَيْرِ
أُولِي الْإِرْبَةِ مِنَ الرِّجَالِ أَوِ الطِّفْلِ الَّذِينَ لَمْ
يَظْهَرُوا عَلَىٰ عَوْرَاتِ النِّسَاءِ ۖ وَلَا يَضْرِبْنَ
بِأَرْجُلِهِنَّ لِيُعْلَمَ مَا يُخْفِينَ مِنْ زِينَتِهِنَّ ۚ وَتُوبُوا
إِلَى اللَّهِ جَمِيعًا أَيُّهَ الْمُؤْمِنُونَ لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُونَ
Sumber:
https://almanhaj.or.id/4114-kewajiban-menutup-aurat-dan-batasannya.html