Rabu, 18 Agustus 2021

Karantina Hawa Nafsu


-"Karantina Hawa Nafsu"

Judul yang Ma syaa Allah menjadi bahan tafakur kita Manusia Makhluk ciptaan Allah..

Menjadi reminder diri.

Semoga Akhwat semua dalam keadaan baik-baik saja selalu dalam perlindungan Allah untuk yang sedang di uji sakit syafakillah thohuron in syaa Allah, semoga Allah Menyembuhkanmu, semoga dapat membersihkan dosa-dosamu, jika Allah mengizinkan Aamiin.


Baik kita mulai sharing kali ini!

Definisi orang terkuat versi Rasulullah Shalallahu 'alaihi wa salam adalah :


"Orang kuat bukanlah orang yang sering menang berkelahi, akan tetapi orang kuat adalah orang yang mampu mengendalikan hawa nafsunya ketika marah."

(Hadits dari Abu Hurairah dengan derajat Muttafaq 'alaih)

Mengapa bisa demikian?

Dalam diri manusia di ilhamkannya dua sifat yaitu :

Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman:


وَنَفْسٍ وَّمَا سَوّٰٮهَا

فَاَ لْهَمَهَا فُجُوْرَهَا وَتَقْوٰٮهَا 


"demi jiwa serta penyempurnaan (ciptaan)nya, maka Dia mengilhamkan kepadanya (jalan) kejahatan dan ketakwaannya,"

(QS. Asy-Syams 91: Ayat 7)


Hawa Nafsu Vs Taqwa karena kedua nya akan selalu bertarung. 

Karena manusia selalu berada dalam pilhan Fujur atau taqwa. 

Lalu kenapa manusia tidak di ciptakan taqwa saja? Seperti malaikat? 

Jika manusia di ciptakan taqwa saja seperti malaikat 

Jadi..  Untuk apa di ciptakan nya manusia? Kita balik lagi untuk apa Allah menciptakan kita? Kalau sudah ada malaikat yang selalu bertaqwa kepada-Nya.. 

Tujuan Allah menciptakan kita adalah untuk beribada di dalam Qur'an surah az-zariyat ayat : 56

Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman:


وَمَا خَلَقْتُ الْجِنَّ وَا لْاِ نْسَ اِلَّا لِيَعْبُدُوْنِ


"Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan agar mereka beribadah kepada-Ku."


Sehingga balik lagi ke pertanyaan mengapa harus ada hawa nafsu?

Kita merujuk kembali kedalam Qur'an Surah Asy-Syam ayat 9


قَدْ اَفْلَحَ مَنْ زَكّٰٮهَا 

qod aflaha mang zakkaahaa


"sungguh beruntung orang yang menyucikannya (jiwa itu),"

(QS. Asy-Syams 91: Ayat 9)

Kita ambil dari kata (افلح) aflaha : falah = memiliki arti tenang, bahagia, sukses, nyaman. 

Lalu ada (من) merujuk pada orang tiada batas mau itu orang tua atau anak muda, laki-laki atau perempuan pokonya bagi dirinya siapapun itu manusia

Berikutnya ada (زكها) aritnya menyucikan jiwa nya.. 

Misalnya jika kita mencuci pakaian apa yang di hilangkan kotoran nya atau pakaian nya? 

Jelas pasti kotoran nya.. 

Jadi apa atu kita kotor? Seumpama nya baju pastikan selalu kita cuci ingin kita gunakan selalu bersih apalagi dengan diri kita.. 

Karna tidak nampak tapi hati bisa merasakan karna kita memiliki taqwa, sehingga di cuci kotoran nya dengan zakkaha. 

Saya contohkan ya sifat turunan taqwa :

- Jujur

- Sabar

- Rendah Hati

Lalu lawan nya :

- Bohong

- Marah

- Sombong

Nah itu pilihan selalu ada pilihan supaya tau sifat baik nya. 

Allah menciptakan marah supaya sabar.

Sehingga teori nya jika kita melihat yang jelek lawan dengan yang baik. 

Fujur lawan dengan taqwa. 

Kita mengkarantina hawa nafsu kita supaya tidak keluar melawan taqwa memilih yang fujur.

Jika tidak mengkarantina hawa nafsu maka  Jika kejahatan dilawan kejahatan akan selesai? Tentu tidak pasti akan di balas lebih jelek lagi seterusnya.. 

Atau selain itu akan ada penyesalan.

Jadi..  Allah menciptakan hawa nafsu supaya kita menjadi lebih baik melawan keburukan dengan kebaikan. 


Selain itu kita kenali juga tingkatan nafsu yang ada di dalam Al-Qur'an :


1. Nafsu Al Ammarah bi suu’, yaitu suka menyuruh kepada keburukan. Kata tersebut  bermakna bahwa jiwa pada dasarnya memiliki sifat yang cenderung melakukan keburukan. Maka dari itu, setiap orang pada dasarnya memiliki sifat untuk melakukan hal yang buruk.  


Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman:


وَمَاۤ اُبَرِّئُ نَفْسِيْ ۚ اِنَّ النَّفْسَ لَاَ مَّا رَةٌ بِۢا لسُّوْٓءِ اِلَّا مَا رَحِمَ رَبِّيْ ۗ اِنَّ رَبِّيْ غَفُوْرٌ رَّحِيْمٌ


"Dan aku tidak (menyatakan) diriku bebas (dari kesalahan), karena sesungguhnya nafsu itu selalu mendorong kepada kejahatan, kecuali (nafsu) yang diberi rahmat oleh Tuhanku. Sesungguhnya Tuhanku Maha Pengampun, Maha Penyayang.""

(QS. Yusuf 12: Ayat 53)

Sehingga nafsu itu mesti dilawan dengan taqwa agar di beri rahmat. 


2 Lawwamah, yaitu menyesali diri. Dalam sifat ini, manusia sangat diwajarkan ketika merasa menyesal atas diri sendiri dan cenderung mencela dirinya. 

Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman:


وَلَاۤ اُقْسِمُ بِا لنَّفْسِ اللَّوَّا مَةِ 

wa laaa uqsimu bin-nafsil-lawwaamah


"dan aku bersumpah demi jiwa yang selalu menyesali (dirinya sendiri)."

(QS. Al-Qiyamah 75: Ayat 2)

Annafsullawwamah, yaitu suatu keadaan di mana jiwa menyesali keadaan diri karena merasa kurang melakukan kebaikan dan menyesal atas keburukan yang dilakukan. Dalam hal ini, jiwa memiliki kesadaran akan hal itu. 

Maka dari itu kembali ke teori nya kita lawan nafsu amarah dengan taqwa agar tidak menjadi nafsu lawwamah. 

3. Muthmainnah, yaitu sifat jiwa yang memperoleh ketenangan. 

Menurut Ibnu Qayyim dalam kitab Ighatsat al-Lahfan min Masyayidisy Syaithan, 

"Apabila jiwa merasa tenteram kepada Allah SWT tenang dengan mengingat-Nya, dan bertobat kepada-Nya, rindu bertemu dengan-Nya, dan menghibur diri dengan dekat kepada-Nya, maka ialah jiwa yang dalam keadaan muthmainnah" Seperti dalam Al-Qur'an :

Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman:


يٰۤاَ يَّتُهَا النَّفْسُ الْمُطْمَئِنَّةُ ارْجِعِيْۤ اِلٰى رَبِّكِ رَا ضِيَةً مَّرْضِيَّةً


"Wahai jiwa yang tenang, Kembalilah kepada Tuhanmu dengan hati yang rida dan diridai-Nya."

(QS. Al-Fajr 89: Ayat 27-28)


Maka demikianlah sesungguh jiwa memiliki kecenderungan untuk berbuat buruk karena setiap jiwa punya hawa nafsu. Namun, permasalahannya adalah bagaimaan kita mengkarantina hawa nafsu utuk tidak dituntut oleh keburukan tersebut, maka dari itu kita harus menagkan nya dengan taqwa. 


Terakhir dari saya selain dari pertarungan hawa nafsu dengan taqwa ada musuh yang nyata lagi yaitu setan, setan dapat menerobos kedalam hati kita lalu mengotorinya maka dari itu Imam Al-Ghazali memberikan pesan supaya kita dapat menghindari sifat-sifat buruk yang membuat benteng hati kita rusak dan dapat di terobos oleh setan. 

Sifat-sifat yang harus di hindari menurut imam Al-Ghazali yaitu :


1. Sifat Pemarah dan keinginan membara

2. Iri dengki dan tamak

3. Perut kekenyangan

4. Selalu berharap pemberian orang lajn

5. Selalu terburu-buru dan tidak konsisten

6. Uang, harta, kekayaan dll

7. Pelit takut miskin

8. Fanatis terhadapa mahzab tertentu dengki kepada lawan debat, dab melihat orang yang berbeda dengan pandangan merendah dan mengolok. 

9. Selalu buruk sangka terhadap orang lain. 


Itu lah hal yang tidak boleh berada dalam hati kita karna dengan itu setan dapat menerobos dan mengotori nya.. 

Jangan sampai Iman yang ada dalam hati kita terkikis oleh kotoran setan.. 


Alhamdulillah semoga kita dapat mentafakuri nya.

Terkadang teori mudah namun praktiknya luar biasa, semoga kita selalu di berikan kekuatan dan bimbingan dari Allah untuk melawan hawa nafsu. 


Jazakunallah khair akhwat semua mohon maaf apabila ada kurang dan kesalahan karna kebenaran nya datang nya dari Allah sedang kesalahanya dari saya yang fakir ilmu. 


Sekian dari saya billahi taufik wal hidayah wassalamu'alaikum warrahmatullahi wabarakatuh. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar